Senin, 15 Juli 2013

Kenapa Pelajaran TIK Dihapuskan dalam Kurikulum 2013? Ini Jawabannya!

omjay 427
Tulisan menarik guru KKPI, bapak Sozo Himamura yang saya dapatkan dari Group facebook IGI:
Beberapa alasan yang terungkap mengapa TIK/KKPI hilang dari Kurikulum 2013 ketika dialog dengan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (WAMEN) bidang Pendidikan dan Perwakilan PUSKUR (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) diantaranya :
  1. “Anak TK dan SD saja sudah bisa internetan…”
  2. TIK / KKPI bisa integratif (terintegrasi) dengan mata pelajaran lain
  3. Pembelajaran sudah seharusnya berbasis TIK (alat bantu guru dalam mengajar), bukan TIK/KKPI sebagai Mata Pelajaran khusus yang harus diajarkan
  4. Jika TIK/KKPI masuk struktur kurikulum nasional maka pemerintah berkewajiban menyediakan Laboratorium Komputer untuk seluruh sekolah di Indonesia, dan pemerintah tidak sanggup untuk mengadakannya
  5. Banyak sekolah yang belum teraliri LISTRIK, jadi TIK/KKPI tidak akan bisa diajarkan juga disekolah
Secara normatif alasan-alasan tersebut bisa saja diterima, namun tahukah anda dialog yang terjadi diluar forum resmi tersebut, semua alasan tersebut dapat terbantahkan oleh teman-teman dalam dialog “liar” yang diadakan setelah selesai kegiatan tersebut.
Jika alasannya karena “Anak TK / SD sudah bisa main game dikomputer dan berinternet ria”, maka jika ada yang berpendapat Anak TK/SD pun sudah bisa berbahasa Indonesia karena mereka adalah orang Indonesia, jadi tidak perlu lagi ada Pelajaran Bahasa Indonesia di TK/SD atau tidak perlu lagi ada pelajaran Olahraga karena cukup kasih bola atau buatkan selorotan maka anak sudah berolah raga.
Darimana anak TK/SD bisa main game dan berinternetan ? Bagaimana cara memanfaatkan TIK dengan baik dan benar ? Bagaimana etika penggunaan TIK dst… sulit bahkan tidak bisa didapatkan mereka dengan autodidak.
Pembelajaran abad 21 yang mengarah ke Literacy Informasi mempersyaratkan untuk berbasiskan ICT/TIK, TIK sebagai alat bantu guru dalam mengajar dengan TIK sebagai sebuah mata pelajaran adalah dua hal yang berbeda. Ketika TIK/KKPI bukan lagi sebagai mata pelajaran maka pekerjaan guru akan bertambah, misalnya saja ketika guru bahasa Indonesia memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan deskriptif, disamping mengajarkan teori/materinya tentang bentuk – bentuk laporan deskriptif, guru juga harus mengajarkan bagaimana cara mengetik dan membuat laporan tersebut dikomputer, Inilah yang disebut integratif. Sekarang bagaimana kalau logikanya dibalik, Guru TIK mengajarkan anak-anak cara mengetik di Pengolah Kata (Word misalnya) dan sebagai bahannya bisa berupa laporan deskriptif yang dicari siswa di internet. Singkat kata pelajaran bahasa Indonesia secara keilmuwan juga tidak diperlukan lagi.
Jika TIK/KKPI dianggap akan memberatkan pemerintah karena implikasinya pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarananya maka terkesan pemerintah ingin lepas dari tanggungjawab karena kemanakah anggaran pendidikan yang 20% itu. Padahal jiga logikanya dibalik, karena adanya matapelajaran TIK beberapa tahun terakhir sebagai stimulus bahkan membawa revolusi didalam dunia pendidikan dan pembelajaran, maka TIK akan tetap dipertahankan dan pemerintah akan menganggarkannya, terlebih TIK menjadi persyaratan pergaulan di abad 21 ini, sehinga untuk mengejar ketertinggalan TIK akan dikedepankan tidak hanya sebagai media pembelajaran tetapi sebagai mata pelajaran seperti tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 19.
Dengan adanya TIK sebagai mata pelajaran maka pemerintah secara tidak langsung akan dipaksa untuk membangun infrastruktur listrik dan mengalirkannya hingga pedesaan. Dengan demikian Indonesia akan maju semakin pesat.
Tahukah anda alasan sesungguhnya dibalik RAIBnya TIK dari Kurikulum 2013? Kami mencoba menelusuri Draft Kurikulum 2013 versi terkini (Maret 2013), salah satunya adalah terdapat mata pelajaran prakarya dan lintas peminatan. Ada tambahan beban belajar bagi siswa dan hal tersebut berakibat harus ada mata pelajaran yang dihilangkan. Satu-satunya mata pelajaran yang tingkat resistensinya paling rendah jika harus dihilangkan atau dihapuskan adalah “TIK/KKPI”, Mengapa ?
TIK/KKPI adalah mata pelajaran paling muda dalam struktur kurikulum 2006 (KTSP), sehingga jika “dibunuh” dampaknya tidak akan terlalu besar (kalau yang dihilangkan sejarah/olahraga/lainnya tentu tidak akan berani) mengingat jumlah guru TIK/KKPI murni hanya berkisar 15%, sedangkan 85% sisanya akan dikembalikan ke mata pelajaran induk. Namun terfikirkankah mengapa guru Fisika mengajar mata pelajaran TIK, mungkin sebagian karena tidak adanya guru TIK, namun tidak sedikit pula dikarenakan gurunya berlebih sehingga jika harus balik ke mata pelajaran induk akan menjadi masalah baru. Meskipun akan ada revisi terhadap PP 74 mengenai beban kerja guru, tapi kita tidak tau seperti apakah revisinya.
Disisi lain, hilangnya TIK/KKPI dari kurikulum 2013 tidak hanya akan “membunuh” secara perlahan mata pelajaran TIK (kelas 8,9,11,12 masih ada TIK), akan tetapi akan “membunuh” calon-calon guru TIK yang saat ini sedang dididik di berbagai LPTK(Perguruan Tinggi) yang saat ini membuka Jurusan tersebut. Calon-calon guru TIK ini belum sempat dilahirkan oleh LPTK sudah terancam akan “di aborsi” masal.
Dalam Kurikulum 2013 khususnya di SMA/SMK terdapat peminatan IPA, IPS, Bahasa. Mengapa tidak diberikan peluang ada peminatan TIK, karena tidak sedikit siswa yang ketika lulus dari SMA/SMK langsung bekerja di bidang yang memerlukan penguasaan TIK, dan tidak sedikit pula yang melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan komputer dan informatika atau sejenisnya. Mengapa pemerintah tak memikirkan akan hal ini?
omjay 007
Salam Blogger Persahabatan
Omjay

108 Responses to “Kenapa Pelajaran TIK Dihapuskan dalam Kurikulum 2013? Ini Jawabannya!”

  1.  
     
    1. Wijaya Kusumah says:
      itulah yg kami tak habis pikir dgn jawaban pejabat kemdikbud
    2. marendra septianta says:
      saya jujur tidak setuju
      1. TK/SD sudah bisa internetan .
      hellooooow , TK/SD cuma bisa main game . kalo mereka sudah bisa mengatur blog(ngeblog) itu baru bisa dikatakan bisa internetan
      2.TIK harusnya sudah terintegrasi
      ini statement orang bodoh menurut saya , karena coba bayangkan jika MTK/FISIKA/KIMIA menggunakan laptop . mereka jadi malas menghitung dan lebih menggunakan kalkulator
      3. statement diatas mematikan harapan calon progammer , websiter , guru TIK , hardware master ,dll
      4. kalo harus membuat LABKOM disetiap sekolah . lah itukan emang penting . tinggal bilang mau korupsi aja segala sok pinter
      1. Yang terpenting di era globalisasi ini adalah memberikan pelajaran dan panduan bagi anak agar tidak gagap teknologi/gaptek,mampu menggunakan alat teknologi informasi secara baik dan benar,mampu berinternet secara sehat dan beretika,mencari informasi-membagi informasi secara baik,dll, memiliki program memajukan anak secara berkesinambungan.Saat SD diberikan pelajaran tentang MS-Office dan pengenalan internet sederhana.Tingkat SLTP diberikan pelajaran cara membuat program sederhana,disain grafis,serta belajar membuat blog dan cara mengisinya agar menarik dan informatif.Tingkat SLTA diberikan pelajaran SPSS/mengolah data,dan membuat program yang lebih luas lagi.Hal ini akan banyak menolong saat anak-anak menempuh pendidikan universitas,S1,S2,S3.
        Pemerintah perlu tahu bahwa internet bukan hanya game online dan jejaring sosial.
        Di Indonesia ini penggunaan internet sangat tinggi,namun pantas disayangkan bahwa penggunaannya 90% hanya untuk main game online dan jejaring sosial.Ini menunjukkan tingkat pendidikan yang masih rendah,sehingga multimedia tidak dimanfaatkan secara maksimal.
        Menurut pendapat saya,kurikulum terbaik adalah kurikulum RSBI/SBI karena benar-benar sesuai dengan perkembangan zaman.
        1. Lilis says:
          wooy…! kalian mikir pa enggak sih keuntungan dari dihapusnya TIK di kurikulum 2013? Di web ini tuh kalian pada mbaca yang kontra sama rencana itu aja. Pernah ngga lo lo mbaca yang pro sama rencana ini?
          Jujur, aku dan hampir seluruh angkatan ku, yang merupakan angkatan terakhir kurikulum lama, justru iri sama adik kelas. Ngerti kenapa?
          Dengan adanya kuikulum baru ini, beberapa mapel ngga terlalu penting terhapus. Sedangkan waktu belajar mapel penting bertambah (mapel dalam uji kelulusan atau seng pengting liyane, ex: b.indo, agama). B.indonesia emang bahasa sehari-hari kita, tapi buat ngehargai bahasa negara kita juga perlu kita pelajari itu. Coba aja, lo liat… Masih ada mapel b.indonesia, tapi anak sekarang bahasanya dah amburadul (sering pakek singkatan, atau ngga baku). Terus, waktu belajar di sekolah juga berkurang, secara otomatis tugas” juga berkurang terutama yang ngga penting. Toh, kalau gini waktu istirahat murid makin bertambah. Apalagi anak sma, yang sering pulang nya jam 4-6 cuma dari sekolah. Belum lagi ngerjain tugas” e.
          Pernah ngga sih, lo lo pada ngelakuin penelitian tentang hal ini? Mereka yang lulus dari smp ke sma, bakal ngerasa beda banget… Tau kenapa? Terlalu banyak pelajaran karo tugas” e, maraake pada sibuk belajar, terus berapa lama mereka beristirahat atau bermain? mereka dituntut belajar sekaligus mengerjakan tugas yang tak imbang dengan waktu yang mereka punya. Ini memang terlihat sepele, mungkin juga (+). Tapi, coba deh lo liat… Banyak temen gue yang akhir” jatuh sakit gara” kecapean bayak tugas yang ngga terlalu penting & daya tahan tubuh mereka menurun, muka e pada pucat & lemes. Ini juga buat yang rajin dan bisa tahan. Gimana sama yang lain? Yang punya masalah di luar sekolah, ex: broken home, ekonomi. Menurut lo lo pada apa yang akan terjadi? Mereka bisa putus harapan (gara” stress banyak tugas, ngga ada waktu, ngga kuat ngerjain, terus nyerah), atau yang stress nya kelebihan disana (ex: yang tawuran, itu kan sebenarnya pada nglumpahin kekesalan & kecapekan merekan, kan?) Pernah ngga lo nglakuin penelitian?
          lo mikir, deh… kenapa anak kecil pada bisa ngenet, itu bukan karena mereka belajar tik kan? itu karena alat teknologi makin maju! Paling juga pada main games, itu sih karena perkembangan jaman. Sekarang gini, deh… lo liat kalau anak smp-sma pada pelajaran TIK, paling ngga sedikit yang buka web lain (ex: fb, tw, youtube), diluar materi pelajaran, khusus nya yang daerah kota. Terus gimana yang di desa? Nah… itu lo tau kalau akses internet, listrik, komputer masih minim di daerah perdesaan. Apa ngga sia-sia sama uang negara buat beliin banyak komputer di setiap sekolah? Padahal juga jarang kepakek, kan? Belum lagi biaya perbaikan kalau rusak. Dari mana uang segede itu, buat cuma fasilitasi mapel TIK dari sabang samapai meroke? Lo milih deh: uang segitu banyak cuma buat fasilitasi TIK atau kemakmuran rakyat (terutama yang golongan ngga mampu).
          Kalian kalau mikirin sesuatu tu pakek cangkupan yang luas, donk! Jangan cuma liat/ denger dari 1,2 info. Liat negara kita! Utang Indonesia tu masih banyak, emang kita belum mampu buat sejahterain seluruh masyarakat. Tapi paling enggak, kita berusaha buat mengusahain itu, dan dimulai dari hal yang paling kecil !!!
          Yang guwe konta disini tuh…. Gimana nasib guru tik, bahasa asing, & seni? Yang dihapus tuh ngga cuma tik. Tapi, katanya guru b.asing mau dipindah ke jurusan bahasa, yang seni & b. daerah tiap sekolah cuma boleh milih 1. Paling sisa nya ntar pada dipindah ke sekolah lain atau ke smp/sd yang kurang atau dikasih duit buat berwirausaha. Kalau gitu kan, beres? Pls, deh… kalian jangan remehin mereka yang diatas sono. Mereka si pejabat pasti dah mikirin yang kaya ginian. Ngga mungkin juga kan kalau mereka tega memperburuk keadaan rakyat nya? Kalau yang tingkat sma masih susah buat pakek ms.word/mas.excel tu tanyain ke murid nya. Emang dia beneran belajar? Terus kalau materi tik dicampur ke mapel lain, bukan nya itu lebih hemat biaya? Kalau masalah yang ngajarin, kan bisa minta tolong yang dah bisa, banyak kok! Kawatir nya ngga usah berlebihan, deh…
          Aku harap, kalian bisa ngertiin ini semua…
          *Sorry, kalo kata” ku tadi kasar…
          1. Sepertinya Anda perlu belajar Bahasa Indonesia lebih banyak lagi terutama EYD karena bahasa yang Anda gunakan tidak baku,memakai singkatan,bahkan campur Bahasa Jawa.
            Anda perlu belajar memperhalus bahasa dan menyampaikan apresiasi dengan sopan,tanpa kata-kata kasar.Ingatlah bahwa pendapat Anda tersiar ke seluruh dunia.Dan hal ini makin meyakinkan pendapat saya tentang perlunya TIK dalam hal internet sehat dan menyampaikan/membagi informasi dengan sopan dan beretika di dunia maya.
          2. Agus says:
            org perlu belajar TIK supaya bisa jadi masyarakat yang gag gaptek. gag bisa dipungkiri skg qta lgi dijaman serba teknologi. tau akan perkembangan teknologi aja gag cukup skg, tapi juga perlu lebih dalam untuk dipelajari setidaknya tau penggunaannya. klu qta gag tau dasar2nya kyak mengoperasikan word, excel, powerpoint, ataupun aplikasi lainnya, mau jadi apa tar ? org aj cari kerja minimal harus bisa menggunakan komputer yang memang berhubungan dengan pekerjaan tsb, gg cuman taunya fban, twitteran, atau main game online. disinilah sebenernya peran guru TIK dalam sekolah, untuk mendidik siswanya agar bisa memilah mana penggunaan TIK yang positif dan negatif. qta juga pernah ngrasain yg namanya pulang sekolah jam sore. tapi ya itulah tanggung jawab siswa, belajar. makin banyak ilmu, kan tmbah bagus. apalagi bermanfaat bagi qta semua. klu skg qta berikan tanggung jawab guru matpel inti buat ngajarin juga siswanya dalam TIK, saya ykin gag akan efektif. ya klu mreka juga dah menguasai betul penggunaan office. klu gag? yg ada siswanya dsuruh belajar sendiri drumah,,, blum lagi klu emg gurunya pake media TIK dalam pelajaran harus menyiapkan komputer dan lcd. blum juga siswanya ada yang punya komputer ada yg tidak. disinilah peran pemerintah buat bikin generasi muda bangsa jadi manusia yang cerdas dan gag gaptek. emg perlu yg namanya pengorbanan buat bisa memajukan bangsa qta ini,
            sekali lagi bukan saya berkomentar karena 1 atau 2 berita yang seperti diatas, tapi dari diri saya sendiri punya pandangan tersendiri akan pentingnya pelajaran TIK dalam pendidikan yang memang harus dikhususkan sebagai satu matpel, bukan terintegrasi dgn matpel inti.
          3. Dika says:
            Gue Setuju sama Toni Herlambang,
            gaya nya aja tu lilis ngomongi anak-anak zaman sekarang yang pake bahasa Indonesia tidak baku segala macam..Lah dia sendiri apa gak sadar ya sudah pake bahasa yang tidak baku,pake singkatan,dan yang lebih parah pake bahasa Jawa.Hallooooooo,…Lo pikir orang Indonesia itu berasal dari Jawa semua.Mau komentar aja gak tahu diri,Mikirrr woyyy..hahahaha….(NGAKAK GUE)
            Intinya “Lo itu baiknya ngaca dulu sono,baru deh lo koar2 komentar sepuas lo”
          4. andre says:
            mohon maaf nih sebelumnya. anda mengatakan bahwa bahasa Indonesia tidak perlu di pelajari? dan anda mengatakan bahwa bahasa yang mereka pakai walaupun setelah belajar bahasa Indonesia amburadul? sudahkah anda melihat penggunaan atau diksi kata anda sendiri? menurut saya anda kurang banyak belajara bahasa Indonesia. bila anda dapat mengatakan bahwa murid dapat menggunakan bahasa Indonesia tanpa belajar. akan tetapi yang saya lihat dari diri anda yang sudah belajar bahasa Indonesia saja masih kacau dalam penggunaan EYD bagaimana bila tidak diajari?? saya memang masih bersekolah di jenjang SMA tapi saya tahu kepentingan dari beberapa pelajaran yang anda katakan “tidak penting”. menghapus bahasa Indonesia sama saja dengan tidak mengajari murid tentang negaranya sendiri. dengan dihapusnya TIK bagaimana nasib murid yang pada dasarnya berpotensi menjadi programmer handal dan dapat membanggakan bangsa Indonesia, malah hilang karena hanya menyentuh TIK di permukaanya saja yaitu dengan pemakain di rumah tanpa mendapat penjelasan lengkap dari guru. terkecuali bila ayah dan ibu mereka berkecimpung dalam bidang TIK.
          5. aang says:
            wong edan seng coment iki.
            pendukung’e NUH bento
    3. Ifin says:
      Saya kelas 2 SMK saja masih sering salah dalam pembuatan dokumen baik itu pengolah angka maupun kata.
      Bagaimana jika TIK/KKPI dihapuskan? mungkin bukan sedikit lagi kesalahan yang ada, malah salah semua heheee
      1. Agus says:
        ifan ; asal jangan buka-buka yang lain yah..
        inilah kurikulum kita di indonesia ini
    4. Yosep Ryan Agusta says:
      saya anak kelas 8 smp, wah saya bingung nih kalau pelajaran TIK mau dihapus. padahal saya rencana mau masuk kuliah di bidang itu. hancur dah masa depan saya gara2 kurikulum baru ini
    5. Agus says:
      Apakah mungkin para pejabat di atas terlampau sering melihat anak-cucunya sendiri yang difasilitasi peralatan yang mahal sehingga tidak ingat betapa anak-anak pedesaan yang kepingin bisa mengembangkan potensinya dijaman kemajuan ini namun terhalang oleh fasilitas yang ada. Sedikit yang bisa diterima oleh anak-anak kami tentang perkembangan yang serba moderen ini karena keterbatasan sarana-prasarana dikalangan sekitar kami, apalagi dengan ditiadakan mapel TIK menambah ketidaktauan anak didik kami terhadap perkembangan tekhnologi ini,, pemerintah mohon untuk bisa dipertimbangkan lagi aturan ini.
  2. Fariz says:
    “Aneh” menurut saya. Sanggap pemerintah berfikir dari satu sisi saja. Terlebih dari poin pertama. Mereka anggap Anak TK yang bermain internet, berselancar bebas tanpa ada etika dalam berTIK adalah kemajuan, nampaknya. Sesungguhnya pelajaran TIK merupakan pelajaran yang PALING PENTING demi kemajuan masa depan. Bukan hanya masalah ketik-mengetik, tapi MASALAH KOMUNIKASI dan INFORMASI yang mana yang baik yang harus di cerna.
    Jelas TIK mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk era globalisasi. Bukan hanya keterampilan, tapi yang paling penting menurut saya tata tertib dan etika. Kalau benar TIK ditiadakan, tinggal tunggu dampak negatif globalisasi yang tak lagi dapat terkendali…
    Jika memang memberatkan untuk membuat lab TIK, sepertinya alat2 berspesifikasi standar sudah memumpuni. bukan yang harus berlebihan seperti laptop pemerintah yang sampai belasan juta itu, bukan?
    1. Yang terpenting di era globalisasi ini adalah memberikan pelajaran dan panduan bagi anak agar tidak gagap teknologi/gaptek,mampu menggunakan alat teknologi informasi secara baik dan benar,mampu berinternet secara sehat dan beretika,mencari informasi-membagi informasi secara baik,dll, memiliki program memajukan anak secara berkesinambungan.Saat SD diberikan pelajaran tentang MS-Office dan pengenalan internet sederhana.Tingkat SLTP diberikan pelajaran cara membuat program sederhana,disain grafis,serta belajar membuat blog dan cara mengisinya agar menarik dan informatif.Tingkat SLTA diberikan pelajaran SPSS/mengolah data,dan membuat program yang lebih luas lagi.Hal ini akan banyak menolong saat anak-anak menempuh pendidikan universitas,S1,S2,S3.
      Pemerintah perlu tahu bahwa internet bukan hanya game online dan jejaring sosial.
      Di Indonesia ini penggunaan internet sangat tinggi,namun pantas disayangkan bahwa penggunaannya 90% hanya untuk main game online dan jejaring sosial.Ini menunjukkan tingkat pendidikan yang masih rendah,sehingga multimedia tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar