Senin, 15 Juli 2013

PELUANG OPTIMASI PRAKERIN SMK

SMK Bisa!
Bila secara kolektif diarahkan untuk sekuat mungkin bermutu tinggi
Potensial membawa perubahan besar dalam kemajuan suatu daerah
Karena itu, Mari kita pikirkan caranya, dengan cara yang terbaik

Tidak ada satu perusahaan pun di dunia ini yang ingin para pekerjanya kurang terampil.  Kecuali perusahaan yang dipimpin orang bodoh penyuka nepotisme, tetapi tidak mungkin orang bodoh mempunyai perusahaan.  Perusahaan selalu ingin mendapat pegawai dengan kemampuan dan kepribadian Smart.  Bahkan sekedar pabrik tekstil  yang nampak membutuhkan pekerja dengan kategori unskill tetap saja butuh kualifikasi pegawai yang mempunyai  daya tahan dan ketekunan. Kemampuan pegawai menjadi kata kunci kemajuan perusahaan. Betapa pentingnya SDM sebagai “aktor”  perusahaan sehingga banyak perusahaan menyediakan biaya besar untuk saringan pegawainya.  Persaingan perusahaan dan -tentu saja persaingan- masuk dunia kerja saat ini sudah sampai pada fase hiperkompetisi.   

Upaya pemenuhan pekerja terampil yang handal telah dilakukan pemerintah dengan mendorong pertumbuhan jumlah dan peningkatan mutu SMK.  Hasilnya sudah sangat terlihat jelas dintdai oleh pertumbuhan jumlah SMK dan jumlah peminat masuk  SMK  yan juga meningkat. SMK sudah mempunyai citra dan ekspektasi yang sejajar dan kadang lebih tinggi dibanding SMA.   Sebagai contoh, minat lulusan SMP masuk   jurusan Multimedia dan  Jurusan Geologi dan  Pertambangan di SMKN 2 Garut  sudah lebih tingi dibanding rata-rata SMA di Garut, banyak siswa yang tidak diterima di 2 jurusan itu kemudian memilih sekolah di SMA Negeri.  Sejauh ini SMK sudah memberi banyak harapan, sekedar contoh lulusan Jurusan Pertambangan ada yang langsung bekerja dan dapat beasiswa dari perusahaan sekelas ANTAM. 

Kualitas SMK saat ini menjadi harapan baru bagi masyarakat ketika secara makro kondisi  lapangan kerja sulit, pertumbuhan ekonomi hanya terkonsentrasi pada kalangan elit. Memilih SMK bagi sebagian orang tua adalah  pilihan realistik.  SMK adalah tempat dimana mereka menyemai harapan agar anaknya segera bekerja.  Orang tua layak khawatir dengan anak-anaknya, apalagi di negara kita tidak ada santunan untuk penganggur, padahal semakin hari angka kesenjangan (gini rasio) semakin tinggi, di sisi lain biaya hidup  semakin tinggi terdorong oleh laju inflasi. 
Salah satu kegiatan yang dapat  menyiapkan mental, keterampilan dan kemampuan adaptasi siswa SMK adalah praktek kerja Industri.    Prekerin penting sebagai salah satu fase pendidikan anak yang   menjembatani mereka dari dunia sekolah ke dunia kerja.  Praktek dapat membantu siswa mengetahui perbedaan antara teori dan kenyataan.  Sayangnya masih banyak sekolah yang melihat prakerin sebagai sekedar pemenuhan kewajiban formal saja. Prakerin tidak disiapkan secara matang sehingga dapat dioptimalkan, Banyak juga sekolah yang tidak mempunyai database industri, secara komprehensif, sehingga anak-anak SMK dibiarkan kerepotan mencari tempat Prakerin, dari nilai-nilai ideal prakerin akhirnya tereduksi menjadi “asal ada tempat prakerin” termasuk untuk jurusan multimedia dan TKJ padahal di dua jurusan itu kebutuhan sangat besar.
Beberapa usul yang ingin saya sampaikan agar Prakerin Optimal, saya ingin mengambil contoh optimasi prakerin untuk jurusan Multimedia, Broadcash dan TKJ kebetulan ketiga jurusan itu masih ruang lingkup perusahaan kami di masagisolusi.
  • Dibuat MoU antara SMK dan Perusahaan telekomunikasi  maupun Pemda
  • Membuat rancangan bersama tentang pengembangan cybercity dengan matrik hak dan kewajiban yang clear di masing-masing stakeholders
  • Integrasikan prakerin dengan  optimasi e-governance di Kabupaten Garut
  • Mobilisasi siswa SMK untuk kepentingan pengembangan infrastruktur, konten, dan database e governance di tingkat dinas, UPT Pendidikan, Kecamatan, Puskesmas, dll
Ruang lingkup dari penggunaan E-Government secara menyeluruh  yang dapat dibantu proses prosesnya oleh SMK dalam masa prakerin baik sebagai admin, operator dan pelatih pemanfaatan teknologi informasi mencakup pada:

1.  Government to Citizens (Pemerintah ke Masyarakat)
Pemerintah membangun dan menerapkan berbagai aplikasi teknologi informasi untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat. Contoh : E-KTP, bursa kerja online,
2.      Government to Business (Pemerintah ke Pelaku Usaha)
Contohnya pada proses perizinan pendirian usaha dan investasi, pengadaan lelang oleh pemerintah, dan kegiatan lain yang membutuhkan informasi secara online bagi pelaku usaha.
3.      Government to Government (Pemerintah ke Pemerintah)
Contohnya membangun jaringan yang online antar desa dengan kecamatan, dari kecamatan ke kabupaten, atau dari sekolah ke UPT, dari UPT ke Dinas Pendidikan
4.      Government to Employees (Pemerintah ke Aparatnya)
keadaan internal juga menjadi tempat diterapkannya E-Gov dalam upaya kemudahan informasi atau akses berbagai tugas/hasil kerja dan lainnya.  

Dengan kerjasama itu maka seluruh SKPD di Garut dapat beralih dari manual ke digital, seluruh data manual di Kabupaten Garut dapat dirubah, SMK dapat menjadi semacam agen pembaharu untuk mengatasi hambatan SDM gagap teknologi yang sekarang dapat kita temui hampir seluruh instansi pemerintah.  Tentu saja bila penguasaan teknologi komputer terutama di level operator dipercepat dengan penetrasi  anak-anak SMK, yang diuntungkan adalah telkom, telkomflash, provider internet, dan ketika mereka diuntungkan, lapangan pekerjaan akan bertambah, dan akan memberikan dampak positif bagi penyerapanlapangan kerja lulusan ICT.
Akhirnya ingin saya sampaikan bahwa membuat SMK berkualitas adalah tugas kehidupan, membantu ribuan harapan orang tua, bukankan anak-anak bagi orang tua selalu menjadi buah hati. Tentang betapa pentingnya anak, ijinkan saya mengutip ungkapan salah satu teman saya bahwa “anak-anak membuat kita merasa tidak sendiri meraih mimpi yang kita perbaharui setiap hari”, demikian katanya dan sudah selayaknya kita setuju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar