SMK Bisa!
Bila secara
kolektif diarahkan untuk sekuat mungkin bermutu tinggi
Potensial membawa
perubahan besar dalam kemajuan suatu daerah
Karena itu, Mari kita
pikirkan caranya, dengan cara yang terbaik
Tidak ada satu perusahaan pun di dunia ini yang ingin
para pekerjanya kurang terampil. Kecuali
perusahaan yang dipimpin orang bodoh penyuka nepotisme, tetapi tidak mungkin
orang bodoh mempunyai perusahaan.
Perusahaan selalu ingin mendapat pegawai dengan kemampuan dan
kepribadian Smart. Bahkan sekedar pabrik
tekstil yang nampak membutuhkan pekerja
dengan kategori unskill tetap saja
butuh kualifikasi pegawai yang mempunyai daya tahan dan ketekunan. Kemampuan pegawai
menjadi kata kunci kemajuan perusahaan. Betapa
pentingnya SDM sebagai “aktor”
perusahaan sehingga banyak perusahaan menyediakan biaya besar untuk
saringan pegawainya. Persaingan
perusahaan dan -tentu saja persaingan- masuk dunia kerja saat ini sudah sampai
pada fase hiperkompetisi.
Upaya pemenuhan pekerja terampil yang handal telah
dilakukan pemerintah dengan mendorong pertumbuhan jumlah dan peningkatan mutu
SMK. Hasilnya sudah sangat terlihat
jelas dintdai oleh pertumbuhan jumlah SMK dan jumlah peminat masuk SMK yan
juga meningkat. SMK sudah mempunyai citra dan ekspektasi yang sejajar dan
kadang lebih tinggi dibanding SMA. Sebagai contoh, minat lulusan SMP masuk jurusan Multimedia dan Jurusan Geologi dan Pertambangan di SMKN 2 Garut sudah lebih tingi dibanding rata-rata SMA di
Garut, banyak siswa yang tidak diterima di 2 jurusan itu kemudian memilih
sekolah di SMA Negeri. Sejauh ini SMK
sudah memberi banyak harapan, sekedar contoh lulusan Jurusan Pertambangan ada yang
langsung bekerja dan dapat beasiswa dari perusahaan sekelas ANTAM.
Kualitas SMK saat ini menjadi harapan baru bagi
masyarakat ketika secara makro kondisi lapangan kerja sulit, pertumbuhan ekonomi
hanya terkonsentrasi pada kalangan elit. Memilih SMK bagi sebagian orang tua
adalah pilihan realistik. SMK adalah tempat dimana mereka menyemai
harapan agar anaknya segera bekerja. Orang
tua layak khawatir dengan anak-anaknya, apalagi di negara kita tidak ada
santunan untuk penganggur, padahal semakin hari angka kesenjangan (gini rasio)
semakin tinggi, di sisi lain biaya hidup
semakin tinggi terdorong oleh laju inflasi.
Salah satu kegiatan yang dapat menyiapkan mental, keterampilan dan kemampuan
adaptasi siswa SMK adalah praktek kerja Industri. Prekerin penting sebagai salah satu fase
pendidikan anak yang menjembatani mereka dari dunia sekolah ke
dunia kerja. Praktek dapat membantu
siswa mengetahui perbedaan antara teori dan kenyataan. Sayangnya masih banyak sekolah yang melihat
prakerin sebagai sekedar pemenuhan kewajiban formal saja. Prakerin tidak
disiapkan secara matang sehingga dapat dioptimalkan, Banyak juga sekolah yang
tidak mempunyai database industri, secara komprehensif, sehingga anak-anak SMK
dibiarkan kerepotan mencari tempat Prakerin, dari nilai-nilai ideal prakerin
akhirnya tereduksi menjadi “asal ada tempat prakerin” termasuk untuk jurusan
multimedia dan TKJ padahal di dua jurusan itu kebutuhan sangat besar.
Beberapa usul yang ingin saya sampaikan agar Prakerin
Optimal, saya ingin mengambil contoh optimasi prakerin untuk jurusan
Multimedia, Broadcash dan TKJ kebetulan ketiga jurusan itu masih ruang
lingkup perusahaan kami di masagisolusi.
- Dibuat MoU antara SMK dan Perusahaan telekomunikasi maupun Pemda
- Membuat rancangan bersama tentang pengembangan cybercity dengan matrik hak dan kewajiban yang clear di masing-masing stakeholders
- Integrasikan prakerin dengan optimasi e-governance di Kabupaten Garut
- Mobilisasi siswa SMK untuk kepentingan pengembangan infrastruktur, konten, dan database e governance di tingkat dinas, UPT Pendidikan, Kecamatan, Puskesmas, dll
Ruang lingkup dari penggunaan E-Government secara menyeluruh yang dapat dibantu proses prosesnya
oleh SMK dalam masa prakerin baik sebagai admin, operator dan pelatih pemanfaatan
teknologi informasi mencakup pada:
1. Government
to Citizens (Pemerintah ke Masyarakat)
Pemerintah membangun dan menerapkan berbagai aplikasi teknologi informasi
untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat. Contoh : E-KTP, bursa kerja online,
2.
Government to Business (Pemerintah ke Pelaku Usaha)
Contohnya pada proses perizinan pendirian usaha dan investasi,
pengadaan lelang oleh pemerintah, dan kegiatan lain yang membutuhkan informasi
secara online bagi pelaku usaha.
3.
Government to Government (Pemerintah ke Pemerintah)
Contohnya membangun jaringan yang online
antar desa dengan kecamatan, dari kecamatan ke kabupaten, atau dari sekolah ke
UPT, dari UPT ke Dinas Pendidikan
4.
Government to Employees (Pemerintah ke Aparatnya)
keadaan internal juga menjadi tempat diterapkannya E-Gov dalam
upaya kemudahan informasi atau akses berbagai tugas/hasil kerja dan lainnya.
Dengan kerjasama itu maka seluruh SKPD di Garut dapat
beralih dari manual ke digital, seluruh data manual di Kabupaten Garut dapat
dirubah, SMK dapat menjadi semacam agen pembaharu untuk mengatasi hambatan SDM
gagap teknologi yang sekarang dapat kita temui hampir seluruh instansi
pemerintah. Tentu saja bila penguasaan
teknologi komputer terutama di level operator dipercepat dengan penetrasi anak-anak SMK, yang diuntungkan adalah telkom,
telkomflash, provider internet, dan ketika mereka diuntungkan, lapangan
pekerjaan akan bertambah, dan akan memberikan dampak positif bagi
penyerapanlapangan kerja lulusan ICT.
Akhirnya ingin saya sampaikan bahwa membuat SMK
berkualitas adalah tugas kehidupan, membantu ribuan harapan orang tua, bukankan
anak-anak bagi orang tua selalu menjadi buah hati. Tentang betapa pentingnya
anak, ijinkan saya mengutip ungkapan salah satu teman saya bahwa “anak-anak
membuat kita merasa tidak sendiri meraih mimpi yang kita perbaharui setiap hari”,
demikian katanya dan sudah selayaknya kita setuju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar